
Dalam dunia hubungan dan psikologi, istilah ‘love bombing’ telah menjadi semakin umum dibicarakan, terutama dengan munculnya platform media sosial dan kencangnya dunia pacaran daring.
Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan ‘love bombing’ dan apa dampaknya dalam hubungan? Mari kita eksplorasi lebih dalam.
Apa Itu Love Bombing?
‘Love bombing’ adalah sebuah teknik manipulatif yang digunakan seseorang untuk menarik perhatian dan memanipulasi perasaan seseorang dengan memberikan perhatian, penghargaan, dan pujian secara berlebihan.
Istilah ini pertama kali digunakan oleh psikolog dan terapis keluarga Margaret Singer dalam konteks terapi kelompok. Namun, sekarang istilah ini lebih sering digunakan untuk menggambarkan perilaku dalam hubungan romantis yang intens dan cepat.
Bagaimana Love Bombing Dilakukan?
Pada awalnya, love bombing terasa sangat menyenangkan dan memikat. Seseorang yang melakukan love bombing akan memberikan perhatian tak terbatas kepada pasangannya. Mereka akan memberikan pujian, hadiah, dan perhatian yang berlebihan.
Komunikasi akan terasa sangat intens dan sering, dengan pesan yang penuh dengan kata-kata manis dan pernyataan cinta yang mendalam.
Dampak Love Bombing dalam Hubungan
Meskipun terasa memikat pada awalnya, love bombing memiliki dampak yang merugikan dalam hubungan jangka panjang:
Ketergantungan Emosional
Pasangan yang menjadi korban love bombing cenderung menjadi sangat tergantung emosional pada pasangan mereka.
Mereka mulai mengaitkan perasaan kebahagiaan dan nilai diri mereka dengan perhatian yang diberikan oleh pasangan, sehingga kehilangan kemampuan untuk merasa bahagia tanpa kehadiran mereka.
Kehilangan Identitas
Korban love bombing sering kali kehilangan identitas mereka sendiri dalam upaya untuk memenuhi harapan pasangan.
Mereka mungkin mulai mengabaikan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri demi menjaga hubungan tersebut.
Manipulasi dan Kontrol
Love bombing seringkali merupakan taktik awal dalam pola perilaku yang lebih luas dari manipulasi dan kontrol dalam hubungan.
Setelah mendapatkan perhatian yang diinginkan, pelaku love bombing mungkin mulai mengontrol kehidupan pasangan mereka, mengatur siapa yang boleh mereka temui, apa yang boleh mereka lakukan, dan bagaimana mereka harus merasa.
Ketidakstabilan Emosional
Ketika pola love bombing berakhir, baik karena pelaku kehilangan minat atau karena pasangan mulai menyadari pola perilaku tersebut, korban sering mengalami perasaan kebingungan, kehilangan, dan depresi.
Mereka mungkin merasa terlalu bergantung pada perhatian dari pasangan dan kehilangan keyakinan pada diri sendiri.
Kesimpulan
Love bombing, meskipun awalnya tampak romantis dan menggoda, sebenarnya adalah taktik manipulatif yang dapat merusak hubungan jangka panjang.
Penting bagi setiap individu untuk mengenali tanda-tanda love bombing dan memperhatikan perubahan dalam dinamika hubungan mereka. Komunikasi terbuka dan sehat serta batasan yang jelas sangatlah penting dalam menjaga kesehatan hubungan. Semoga ulasan ini bermanfaat, ya!