Cara Pengelolaan Sampah Diapers agar Tidak Mencemari Lingkungan

Cara Pengelolaan Sampah Diapers agar Tidak Mencemari Lingkungan

Sobat, tahu tidak bahwa sampah diapers atau popok sekali pakai termasuk salah satu jenis sampah rumah tangga yang paling sulit terurai? Banyak orang mungkin tidak menyadari bahwa satu popok bayi saja bisa membutuhkan waktu ratusan tahun untuk benar-benar terurai di alam.

Padahal, penggunaan popok sekali pakai sangat tinggi setiap harinya. Melansir dari https://dlhkalimantantimur.id/, jika tidak dikelola dengan benar, sampah ini dapat mencemari tanah, air, bahkan udara. Nah, agar lingkungan tetap bersih dan sehat, yuk kita bahas cara pengelolaan sampah diapers yang ramah lingkungan.

1. Pisahkan Sampah Diapers dari Jenis Sampah Lain

Langkah pertama yang perlu Sobat lakukan adalah memisahkan sampah diapers dari sampah organik dan anorganik lainnya. Popok bekas termasuk kategori sampah residu karena tidak bisa didaur ulang secara langsung.

Dengan pemisahan ini, pengelolaan selanjutnya akan lebih mudah dan tidak mencemari bahan lain yang masih bisa dimanfaatkan.

2. Kurangi Sisa Kotoran Sebelum Dibuang

Sebelum membuang diapers bekas, buang terlebih dahulu isi padat (feses) ke toilet. Langkah ini penting agar tidak terjadi penumpukan bakteri dan pencemaran pada tempat pembuangan akhir.

Setelah itu, bungkus diapers bekas dengan rapat menggunakan kantong plastik ramah lingkungan atau kantong berbahan kertas agar tidak menimbulkan bau dan mengundang serangga.

3. Gunakan Popok Ramah Lingkungan

Sobat juga bisa beralih ke popok biodegradable atau popok kain (cloth diaper). Popok jenis ini terbuat dari bahan alami seperti katun organik atau bambu yang mudah terurai. Meskipun sedikit lebih mahal di awal, popok kain dapat dipakai berulang kali sehingga jauh lebih hemat dan tidak menambah volume sampah rumah tangga.

4. Buat Sistem Pengumpulan Khusus

Bagi lingkungan perumahan atau sekolah, bisa diterapkan sistem pengumpulan khusus untuk sampah diapers. Misalnya, menyediakan tempat sampah tertutup yang dikhususkan hanya untuk popok bekas.

Setelah terkumpul, pihak pengelola lingkungan dapat bekerja sama dengan petugas kebersihan untuk membawanya ke tempat pembuangan akhir (TPA) atau pengolahan khusus residu.

5. Olah di Bank Sampah yang Menerima Sampah Diapers

Kini, beberapa bank sampah dan lembaga pengelola limbah sudah mulai menerima sampah diapers untuk diolah menjadi bahan bakar alternatif atau material non-organik. Sobat bisa mencari tahu apakah di sekitar tempat tinggal ada lembaga seperti ini. Dengan begitu, sampah popok tidak hanya berakhir di TPA, tetapi juga memiliki nilai guna baru.

6. Edukasi Keluarga dan Lingkungan Sekitar

Perubahan besar dimulai dari langkah kecil. Oleh karena itu, edukasi tentang bahaya sampah diapers dan cara pengelolaannya perlu dilakukan secara berkelanjutan. Ajak anggota keluarga, tetangga, dan komunitas untuk mulai menerapkan kebiasaan pengelolaan sampah yang baik.

7. Manfaatkan Inovasi Pengolahan Sampah Diapers

Beberapa daerah di Indonesia mulai mencoba teknologi pengolahan diapers menjadi bahan bakar padat atau campuran aspal. Inovasi seperti ini sangat potensial jika mendapat dukungan masyarakat dan pemerintah. Sobat bisa ikut berpartisipasi dengan memilah sampah sejak dari rumah dan mendukung program daur ulang yang sedang dijalankan.

Sobat, pengelolaan sampah diapers memang memerlukan kesadaran dan kedisiplinan. Namun, jika dilakukan dengan benar, kita bisa mengurangi pencemaran dan menjaga bumi tetap bersih untuk generasi berikutnya.

Mulailah dari langkah kecil seperti memisahkan, membersihkan, dan menggunakan popok ramah lingkungan. Karena setiap tindakan sederhana yang Sobat lakukan hari ini, akan berdampak besar bagi kelestarian alam di masa depan.

Dapatkan informasi mengenai berita, manfaat, dan tips pelestarian lingkungan dengan mengakses https://dlhkalimantantimur.id/ sebagai laman Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur. Semoga artikel ini bisa menambah wawasan Sobat.

Recommended For You

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *